Nasional

Gadget Kurangi Peran Guru dan Orang Tua Sebagai Medium Informasi

Samarinda (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan para pengurus Muslimat NU akan pentingnya peran orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di zaman globalisasi. Menurutnya, telah terjadi perubahan mendasar dalam transformasi pengetahuan yang menjadikan peran orang tua dan guru sebagai medium informasi terus berkurang sehingga bisa berpengaruh pada transformasi nilai-nilai yang dianut generasi mendatang.

Pesan ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan pada pembukaan Rakernas Pendidikan Muslimat NU di Samarinda, Jumat (07/02). Pada kesempatan ini, Menag juga menandatangai kerjasama kemitraan dengan Muslimat NU dalam pelaksanaan program pembinaan masyarakat Islam. Hadir dalam kesempatan ini, Ketua Umum Muslimat NU yang juga Menteri Sosial Khofifah Indarparawangsa, Ketua PP LP Maarif NU Arifin Junaidi, dan para pengurus Muslimat NU se Indonesia.

Menurutnya, pendidikan zaman dulu, mengandalkan peran guru dan orang tua sebagai mediator untuk menseleksi, memilah sekaligus memilih informasi, data, berita atau apapun yang akan disampaikan kepada anak-anaknya. “Itulah fungsi seorang guru, seorang pendidik, orang tua, karena transformasi itu melalui medium seperti itu,” jelas Menag.

Berbeda dengan sekarang, lanjut Menag, peran guru dan orang tua sudah mulai berkurang. Hal itu dikarenakan generasi muda sekarang dapat mengakses informasi dengan begitu mudah melalui gadget dalam waktu yang cepat, murah, dan mudah.

“Tentu ini menjadi tantangan, apakah nilai-nilai yang mereka akses itu sejalan dengan jati diri ke-Indonesiaan kita, paham keagamaan kita, dan seterusnya,” kata Menag.

Menag mengapresiasi tema Rakernas Pendidikan Muslimat NU yang menitikberatkan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurutnya, anak usia dini adalah tahapan di mana seorang anak berada pada usia emas yang menuntut perhatian dari orang tua. “PAUD merupakan pendidikan anak usia emas yang harus mendapat perhatian lebih besar,” kata Menag.

Untuk itu, Menag mendukung pembagian buku Home Reading yang dilakukan Muslimat NU. Buku yang berisi kumpulan kisah hikmah dan keteladanan itu diharapkan dapat menjadi media mentransformasikan nilai-nilai kebajikan dan keteladanan kepada anak-anak Indonesia. Dengan demikian, anak-anak didik bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan dari orang tuanya dari bilik-bilik rumah. (cw/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua