Nasional

Enam Capain Positif Penyelenggaraan Haji 1435H

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga Amirul Hajj pada penyelenggaraan ibadah haji 1435H/2014M menyebutkan bahwa setidaknya ada 6 capaian positif pada penyelenggaraan haji tahun ini. Hal pertama dari capaian tersebut adalah terkait penggunaan sisa kuota.

“Suatu yang baru tahun ini adalah bahwa sisa kuota yang betul-betul tidak terserap itu hanya sembilan seat saja. Ini adalah angka yang paling minim selama penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Sebelumnya jumlahnya sangat banyak,” demikian penjelasan Menag saat jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta setibanya di Tanah Air dari menjalankan tugas sebagai Amirul Hajj di Tanah Suci, Jumat (10/10).

Ikut mendampingi Menag, Sekjen Kemenag Nur Syam, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hasan Faozi, serta Plt Kepala Pusat Informasi dan Humas Burhanuddin. ikut hadir juga Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten Moh. Agus Salim.

Capaian kedua, lanjut Menag, seluruh penggunaan sisa kuota akibat dari adanya calon jamaah haji yang membatalkan diri, baik karena meninggal dunia atau karena alasan lainnya, semuanya digunakan oleh para calon jamaah haji itu sendiri. “Jadi tidak ada satupun sisa kuota yang digunakan oleh seseorang yang bukan calon jamaah haji yang sudah antri bertahun-tahun,” tegasnya.

“Alhamdulillah tahun ini kita berhasil menegakkan prinsip keadilan bahwa kuota hanya boleh digunakan oleh calon jamaah haji itu sendiri yang sudah antri sekian lama dan oleh petugas. Di luar itu tidak ada. Ini yang menurut saya patut dipertahankan di tahun yang akan datang,” tambahnya.

Hal ketiga yang menjadi pencapaian pada proses penyelenggaraan haji tahun ini, menurut Menag, proses pelayanan dan pengurusan jamaah di embarkasi yang prosesnya berjalan jauh lebih cepat. Termasuk ketika di jamaah sudah berada di Tanah Suci, kata Menag, baik di Jeddah maupun Madinah.

“Jadi di Jeddah biasanya menyita waktu 4 – 5 jam sejak jamaah mendarat di sana sampai kemudian ke Madinah atau Makkah. Tahun ini, waktunya bisa lebih singkat, sekitar satu setengah jam sampai dua jam,” terang Menag.

Menurut Menag, selain karena cara verifikasi pasport sudah dilakukan melalui komputerisasi, efektifitas pelayanan juga disebabkan proses penempelan stiker, baik stiker maktab maupun naqabah (transportasi selama di Saudi) sudah dilakukan di embarkasi masing-masing ketika jamaah masih berada di Tanah Air, tidak dilakukan di bandara Jeddah atau Madinah. “Sehingga ketika mereka berada di Bandara Jeddah atau Madinah, sudah tidak lagi melakukan proses penempelan stiker di masing-masing pasport mereka sehingga ini sangat memangkas waktu mereka,” ujarnya.

Capain keempat terkait dengan kualitas pemondokan, khususnya di Makkah. Menurut Menag, secara umum, mayoritas jamaah merasa puas dengan perumahan di Makkah yang kondisinya jauh lebih baik karena minimal setara hotel bintang tiga. Bahkan, tambah Menag, bagi yang letaknya jauh dari Masjidil Haram, disiapkan fasilitas bus antar jemput selama 24 jam secara cuma-cuma. “Itu untuk membantu mereka-mereka yang ingin melakukan salat di Masjidil Haram,” paparnya.

“Ini yang juga banyak diapresiasi oleh sebagian besar jamaah. Tentu ada juga yang merasa kurang, tapi secara umum alhamdulillah dari pantauan yang kita lakukan semuanya merasa cukup memadai,” imbuhnya.

Capaian kelima terkait katering. Dikatakan Menag bahwa selama di Madinah, Arafah, dan Mina Pemerintah telah menyiapkan katering bagi jamaah dan mayoritas merasa lebih baik kualitas

Menunya. Rasanya juga memenuhi selera umum masyarakat, meskipun Menag mengakui bahwa tidak bisa dihindarkan adanya satu, dua, sebagian kecil yang merasa kurang ini dan kurang itu. “Secara umum kita menangkap sebagian besar jamaah merasa puas dengan katering yang di berikan,” tuturnya.

Adapun capaian positif keenam menyangkut layanan kesehatan yang diberikan oleh para petugas kesehatan. “Tim medis, baik yang di sektor, kloter, BPHI maupun yang di Indonesia, dirasakan cukup responsif dalam menyikapi keluhan jamaah terkait dengan gangguan kesehatannya,” pungkas Menag.

Secara umum, Menag menegaskan bhawa proses penyelenggaraan ibadah haji 1435H berjalan dengan lancar. Atas capaian ini, Menag bersyukur dan mengakui bahwa semua ini karena partisipasi banyak pihak.

Secara khusus, Menag memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi para petugas haji, baik yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat maupun Saudi yang telah memberikan sumbangsih, tenaga, pikiran, dan segala sesuatu yang mereka miliki dalam rangka mensukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. (tim humas/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua