Nasional

Ekspektasi Masyarakat Terhadap Kemenag Tinggi

Bengkulu (Pinmas) —- Tugas ganda yang diemban pejabat dan karyawan Kementerian Agama sangat mulia, 24 jam bagi pegawai apalagi pejabat di lingkungan Kementerian Agama untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.

“Kementerian Agama sangat diekspkektasikan masyarakat kita untuk bekerja lebih kuat, lebih giat, apalagi sekarang tantangan luar dan dalam begitu hebatnya, begitu kencangnya, tumpuan masyarakat itu sepertinya memang kepada pejabat dan pegawai Kemenag ini,” demikian dikatakan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar ketika memberikan pembinaan mental kepada seluruh karyawan, kepala KUA, dan penghulu Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Rabu (14/5). Hadir dalam acara tersebut Direktur Pontren Ace Syaefuddin dan Kakanwil Kemenag Bengkulu Suwardi Abbas.

Tapi saat bersamaan – lanjut Wamenag – amanah ini terlalu besar, karena ekspektasi masyarakat itu, mereka menginginkan seluruh pegawai Kemenag harus seperti malaikat, tidak pernah dan tidak punya salah sedikitpun, padahal kita juga manusia biasa. Kita seperti tembok putih, begitu ternoda, tapi instansi atau kementerian lain terlihat abu-abu berwarna warni sehingga tidak norak bila ada kesalahan yang dilakukan. Karena itu, Wamenag mengingatkan agar kita waspada.

“Benar saja kita bisa disalahkan orang, apalagi kalau kita salah. Tapi jangan talut disalahkan dan jangan ragu berbuat. Ini prinsip kita, yang penting niat kita itu lillahita’ala, yang penting di atas keyakinan kita, dia atas rel yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” terang Wamenag.

“Hemat saya, lebih baik disorot orang karena berbuat, daripada disorot orang pasti juga akan terjadi karena kita tidak berbuat. Karena itu, manfaatkan waktu sebaik dan seefisien mungkin untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat, kesempatan yang kita miliki tidak akan datang dua kali, mari kita menggores sejarah bahwa periode pada kita terjadi sesuatu yang sangat positif,” imbuh Wamenag.

Wamenag meyakini bahwa motto Ikhlas beramal mungkin semacam ilham, ia sangat berharap dua kata ini dipegang (Ikhlas Beramal). Menurutnya, orang ikhlas tidak penah merasa lelah, kalau ada orang yang suka menggerutu, capek itu pasti tidak ikhlas, orang yang ikhlas tidak pernah kecapean dan kelelahan.

“Orang ikhlas selalu mengedepankan semangat, tidak mengedepankan pujian atau honor, tapi nomor satu adalah lillahita’ala. Ikhlas bersedia dan mau menerima apa yang datang dari Allah, seirama dengan syukur, mensyukuri apa yang datang dari Allah,” tutur Wamenag.

Kedua, beramal. Dalam alquran tidak bisa disebut hanya sekedar amal soleh, setiap amal soleh itu pasti positif.

“Untuk itu, mari kita menjadi seorang mukhlas dalam beramal,” ujar Wamenag. (dm/dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua