Nasional

Direktur Madrasah: Bantuan Siswa Miskin (BSM) Madrasah baru Tersalurkan 1,4 %

Realisasi Bantuan Siswa Miskin (BSM)bagi siswa Madrasah baru tersalurkan 1,4% dari 1,78 juta siswa madrasah penerima BSM. Demikian disampaikan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan saat membuka kegiatan tiga subdit yang diselenggarakan secara bersamaan, yakni Workshop Regulasi Sarana Prasarana,Rapat Koordinasi Bidang Pendidikan Madrasah Pusat dan Daerah, dan Sinkronisasi Program/Kegiatan Direktorat Pendidikan Madrasah Pusat dan Daerah di Bandung, Senin (23/9). “Saat ini, realisasi Bantuan Siswa Miskin (BSM) masih rendah. Dari 1,78 juta siswa madrasah penerima BSM yang disediakan, baru 1,4 % yang disalurkan”, ujar Nur Kholis “Hal ini karena penyaluran BSM harus berdasarkan PMK (Peraturan Menteri Keuangan) No 81 Tahun 2012 yang mungkin lebih rumit dari sebelumnya, dimana, siswa harus mempunyai rekening sendiri, bantuan harus diterima siswa langsung dan lain sebagainya. Bahkan Pak Wapres Boediono memberi instruksi langsung agar segera diselesaikan berbagai masalah yang mengelilingi proses penyaluran BSM. Hal ini menjadi ikhtiyar kita semua, untuk segera menyelesaikan masalah ini”, terang Nur Kholis. Kemudian, lanjut Nur Kholis, regulasi sarana prasarana dan sinkronisasi program ke masing-masing subdit terkait, menjadi suatu hal yang tak terelakkan. Juga, utang kita pada guru-guru tentang sertifikasi harus juga segera kita cari solusinya bersama-sama. Termasuk juga beasiswa 3 juta siswa yang baru terealisir 11,01 % menjadi masalah yang juga tidak bisa kita pandang enteng. Target kita, sebelum tutup tahun, penyaluran beasiswa sudah terealisasi 100%. “Semoga, dalam pertemuan ini, kita mampu membangun sebuah mekanisme atau sistem, agar bantuan yang kita salurkan tepat guna, tepat sasaran dan tepat fungsi”, ujar Nur Kholis. “Karenanya itu, para Kabid Mapenda, Kasubag Perencanaan dan Keuangan dan para Kasi Sarana Prasarana tingkat provinsi se Indonesia pada kegiatan ini, diharapkan mampu menghasilkan solusi terbaik dan maksimal. Karena masing-masing daerah mempunyai lokalitas dan problem yang kemungkinan besar berbeda”, lanjut Nur Kholis. Kegiatan tersebut diikuti oleh para Kabid Mapenda, Kasubag Perencanaan dan Keuangan dan para Kasi Sarana Prasarana Kemenag Wilayah se-Indonesia dan berlangsung 23-25 September 2013. (g-penk/sholla/dm).
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua