Nasional

Dinilai Penting, Kapan Pemasangan Chattra Candi Borobudur?

Tokoh masyarakat bersama Ditjen Bimas Buddha dan Tim Ahli dari BRIN, peneliti, pakar, dan praktisi, diskusi pemasangan Chattra Borobudur

Tokoh masyarakat bersama Ditjen Bimas Buddha dan Tim Ahli dari BRIN, peneliti, pakar, dan praktisi, diskusi pemasangan Chattra Borobudur

Borobudur (Kemenag) ----- Budayawan sekaligus tokoh Masyarakat, Sucoro menyampaikan bahwa Candi Borobudur merupakan tempat kontemplasi, meditasi, dan sembahyang bagi masyarakat sekitar, khususnya umat Buddha.

“Pemasangan Chattra itu penting. Lalu, kapan bisa dipasang?,” kata Sucoro saat diskusi dengan Ditjen Bimas Buddha dan Tim Ahli dari Pusat Arkheolog Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peneliti, pakar, dan praktisi, di Magelang, Rabu (20/3/2024).

Menurut Sucoro bahwa Chattra bisa dipasang tidak harus permanen, bisa dibuat kontemporer, jadi bisa dipasang dan dicabut, semisal dipasang saat hari Waisak atau perayaan-perayaan keagamaan. Bahkan, Chattra bisa dibuat dari bahan saja yang penting tidak menghilangkan makna religinya.

“Pengalaman selama 22 tahun ini, Saya percaya Borobudur itu berdiri seperti itu. Dan di atasnya ada dua kekuatan, yakni Jawa dan Buddha,” kata Sucoro.

Bagi Sucoro, Keduanya (Jawa dan Buddha) tidak mungkin bisa dipisahkan. Jawa itu dimiliki oleh masyarakat dengan kearifan lokalnya, kepercayaan dan keyakinan. Sementara Buddha, menjelaskan pengetahuan di dalamnya agama Buddha.

“Jawa dan Buddha bisa melestarikan Borobudur. Borobudur dikenal sebagai tempat pariwisata, kita semua harus menjaga kelestarian dan keagungannya,” kata Sucoro.

Plt Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Aris Darmansyah Edisaputra menyampaikan bahwa diskusi dan kunjungan lapangan yang sudah dilakukan Kemenag, BRIN dan para peneliti sudah sangat baik dan harus terus diperluas untuk mendapatkan titik temu yang diharapkan dalam pemasangan Chattra di Candi Borobudur.

“Diskusi ini harus diperluas. Candi Borobudur bukan hanya milik satu kelompok. Masyarakat harus bisa merasakan semua manfaat Borobudur baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan religinya,” kata Aris Darmansyah Edisaputra.

Aris Darmansyah Edisaputra juga menyampaikan bahwa Candi Borobudur saat ini tidak tidak hanya dilihat dari sisi budaya, sebab pada ujungnya banyak yang berkepentingan dari Borobudur ini.

“Borobudur ini adalah asset bangsa, harus dapat dimanfaatkan dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan agama. Ini juga asset bangsa yang bisa untuk membangun manusianya,” kata Aris Darmansyah Edisaputra.


Editor: Moh Khoeron

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua