Nasional

Dari Curhat Menag ke SBY, UMK Miliki Gedung Megah

Kupang (Pinmas) - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meresmikan operasional gedung baru Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) sebagai rangkaian agenda kunjungan kerjanya ke Provinsi Nusa Tenggara Tmur (NTT), Senin hingga Selasa (27-28/5). Menag mengaku sangat lega karena gedung berlantai tiga itu berdiri cukup megah dan pembangunannya tidak sampai memakan waktu lama. Di balik prestasi itu, Menag mengaku memiliki cerita-cerita unik soal pembangunan tersebut.

Dalam kunjungannya ke NTT sekitar dua tahun lalu, Menag telah mengunjungi kampus UMK yang berada di Jalan H Ahmad Dahlan itu. Saat itu, dia sangat prihatin karena kondisi bangunan kampus yang tidak memadai. Bahkan dengan bangunan SD Inpres saja, kondisi gedungnya masih kalah, cerita Menag yang mengundang tawa ratusan tamu undangan peresmian, antara lain Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Muti dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Melihat keprihatinan itu, tergerak hati Menag untuk segera bisa membantu Muhammadiyah membangun gedung baru yang lebih layak. Dia ingin gedung baru segera terwujud, lebih-lebih kampus ini bukan saja tempat kuliah generasi muda muslim.

Dari laporan yang dia terima, kampus yang berada di kawasan perbukitan ini mayoritas justru menjadi tempat belajar mahasiswa dari non-muslim. Bahkan jumlahnya mencapai 70% lebih, terang Menag. Sampai di Jakarta, pikiran Menag terus diliputi keinginan untuk segera mewujudkan gedung baru. Bahkan mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) ini pun memberanikan diri menyampaikan uneg-unegnya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung. Menag lega, ternyata presiden merespons positif dan akhirnya mengucurkan bantuan. Tidak hanya sampai di situ, Menag juga berusaha melobi beberapa rekan sejawat di Kabinet maupun pihak lain. Di antara yang dilobi adalah Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz. Usai pengguntingan pita, Menag didampingi rombongan melihat-lihat langsung sejumlah ruangan kuliah. Sedikitnya ada 25 ruangan kuliah di gedung baru ini. Kenapa saya ingin sampai ke lantai tiga? Biar Pak Gubernur tahu. Kalau ada kekurangan dari gedung ini, biar bisa dibantu langsung oleh gubernur, ujar Menag yang kembali disambut tawa rombongan. Frans yang berada di samping Menag pun tak kuasa menahan tawa. Iya, timpalnya ringan. Yubi (30), salah satu mahasiswa beragama Kristen mengaku betah kuliah di UMK.

Meski menimba ilmu di kampus Islam, mahasiswa jurusan Sosiologi semester IV itu merasa tak pernah ada diskriminasi selama perkuliahan. Yubi sengaja memilih UMK karena memiliki jurusan dan dosen yang berkualitas baik. Selain itu, biaya kuliah juga sangat terjangkau. Sebenarnya ada kampus lain yang membuka jurusan saya, tapi di sini lebih baik, ujar mahasiswa yang nyambi menjadi honorer di Pemkab Kupang saat ditemui tengah bercengkerama dengan rekannya di depan ruang kuliah. Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Muti mengakui kampus UMK memiliki kelebihan karena mayoritas mahasiswanya justru non-Islam. Muti sangat berterima kasih kepada Kementerian Agama karena turut berkontribusi dalam proyek pembangunan gedung ini. Selain di Kupang, Muhammadiyah juga memiliki kampus yang menjadi tempat kuliah mahasiswa non Islam, seperti di Maumere dan daerah lain,” terangnya. (hakim)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua