Nasional

Cuaca Saudi Panas, Jamaah Harus Gunakan Masker

Jeddah (Pinmas) --- Kondisi Arab Saudi pada awal kedatangan jamaah cukup panas. Karena itu, banyak hal yang harus disiapkan mengingat kondisi yang sangat berbeda dengan Tanah Air. Hal ini disampaikan oleh Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Arab Saudi, Firdiansyah melalui Kepala Seksi Kesehatan Daker Jeddah Marsip Sarumpaet saat diwawancarai oleh Koordinator MCH Daker Jeddah, Iwan Supriadi, Minggu (08/09).

“Menghadapi kondisi di Arab Saudi yang sekarang ini berada dalam musim panas, banyak hal yang harus disiapkan mengingat keadaannya sangat berbeda dengan Tanah Air,” terangnya. Bagi orang Indonesia, selain suhu yang tinggi, kelembaban udara di Saudi juga tergolong rendah. “Kelembaban di sini rata-rata di bawah 30 – 40%. Artinya, kadar air udara di sini di bawah 30 – 40 %. Sementara hidung kita terbiasa dengan kondisi udara yang lembab, mencapai 80% kalau di Indonesia,” katanya.

Untuk itu, jamaah haji Indonesia akan diberikan masker ketika di embarkasi. “Gunakanlah masker itu sebaik mugnkin. Masker itu bisa dibasahi untuk menjaga kelembaban saluran pernapasan sehingga tidak mudah teriritasi,” tuturnya. “Di samping itu, masker juga bisa menjadi filter untuk kuman-kuman,” tambahnya. Masker juga bisa berfungsi untuk menjaga saluran napas karena fungsi saluran napas juga harus dilindungi selama di Arab Saudi, khususnya terkait adanya penyebaran Corona Virus.

“Masker yang dibagikan di embarkasi itu terbuat dari kain sehingga tidak perlu dibuang, bisa dicuci dan dipakai kembali,” ujarnya. “Jadi, selain untuk menghindari iritasi dan menjaga kelembaban saluran pernapasan, masker juga untuk menghindari kuman yang sangat ditakutkan,” imbuhnya. Dikatakan bahwa dari 108 yang positif tertular Corona Virus, 50 di antaranya meninggal dunia, dan itu paling banyak di Arab saudi. “Ini kunci utama penggunaan masker,” tegasnya.

Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Selain menggunakan masker, Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Arab Saudi, Firdiansyah melalui Kepala Seksi Kesehatan Daker Jeddah Marsip Sarumpaet juga menjelaskan bahwa jamaah haji Indonesia agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Untuk menunjang hal ini, Kemenkes akan segera membagikan brosur untuk mensosialisasikan kepada jamaah tentang bagaimana PHBS itu, termasuk cuci tangan memakai sabun, etika bersin, etika batuk, serta imbauain agar menjaga keseimbangan gizi dan aktivitas fisik.

“Jamaah agar jangan terlalu memaksakan diri,” pintanya. Kalau kondisi fisik tidak optimal, jamaah haji Indonesia diminta untuk tidak memaksakan diri, khususnya dalam menjalankan ibadah yang bersifat sunat. Menurutnya, imbauan ini penting untuk diperhatikan, terutama bagi para jamaah yang masuk ketegoti resiko tinggi (risti). Jamaah haji Indonesia diminta untuk menjaga kondisi fisik dan kesehatannya, serta tidak terlalu memaksakan diri kalau memang tidak bisa. “Jangan memaksakan yang sunat, pas Arafahnya justru jatuh sakit. Ini kan menyedihkan,” ujarnya. “Namun, pokoknya kita di sini selalu siap melayani,” imbuhnya.

Pertemuan Daker Jeddah Sebelumnya, Sabtu (07/09), Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Jeddah Endang Jumali mengadakan pertemuan dengan petugas Daker Jeddah, baik dari Tanah Air maupun tenaga musiman. Selain untuk lebih mengenal satu dengan lainnya, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kesepahaman dalam menjalankan tugas dan layanan.

Endang Jumali mengatakan bahwa ada beberapa yang harus dilakukan para petugas dalam melayani jamaah, di antaranya: disiplin, memahami tugas dan fungsinya, serta bisa bekerja dalam tim (team work). “Para petugas agar terus menjalin koordinasi antara pihak sehingga bisa meminimalisir kesalahpahaman,” terang Endang Jumali. Jumali juga mengingatkan agar petugas haji bersikap ramah, murah senyum, dan menunjukan sikap selalu siap untuk membantu jamaah. “Kesan yang baik itu diperlukan, mengingat Jeddah merupakan pintu gerbang dalam hal pelayanan terhadap jamaah,” ujar Endang Jumali.

Senada dengan Kadaker Jeddah, Kepala Bidang Pengamanan, Kasmudi, diacara menyatakan Jeddah adalah pintu pertama. Karenanya, kesan baik para jamaah akan menjadi kesan pertama yang nantinya sangat mempengaruhi penilaian jamaah terhadap petugas haji secara keseluruhan. “Jika kesan yang diperoleh jamaah terhadap petugas haji Jeddah adalah baik dan ramah, maka kesan selanjutnya akan sama. Berikan senyum yang manis dan jangan ketus. Jika menemukan masalah jangan lari, hadapi dengan senyuman,” pungkas Kasmudi. (is/mch)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua