Nasional

Budaya Baca Santri Masih Lemah

Jakarta (Pinmas) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof Nur Syam menegaskan lambatnya pengetahuan santri menjadi persoalan serius. Pengasuh pondok pesantren dan pelaku pendidikan perlu berjuang lebih keras lagi. Menurutnya lambatnya pengetahuan santri itu disebabkan budaya baca yang masih rendah. Para santri masih terbiasa dengan budaya bertutur. "Ini perlu terus kita galakan budaya membaca dikalangan santri dan siswa madrasah," ujar Nur Syam disela acara Apresiasi Pendidikan Isalam di Jakarta, Senin (17/12).

Budaya bertutur yang berkembang saat ini, lanjut dia harus terus diimbangi dengan budaya membaca. Karena budaya memebaca itu menjadi ukuran perkembangan intelektual. Disebutkan dia budaya membaca yang baik selalu diikuti oleh budaya menulis. Sedangkan budaya menulis juga diikuti kemampuan analisis. "Dengan begitu ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman. Itu berimplikasi pula pada semakin luasnya ilmu," paparnya.

Mendorong budaya membaca, tambah dia menjadi perhatian serius. Dengan menyediakan bahan bacaan yang bermanfaat bagi santri dan siswa madrasah. Dia berharap kegiatan Apresiasi Pendidikan Islam ini dapat mendorong budya baca. Memperluas keinginan santri untuk membaca buku. "Bagi yang mendapatkan penghargaan pada acara ini perlu menjadi motivator budaya baca dikalangan santri," ucapnya.(rko)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua