Nasional

Bimas Buddha Kembangkan Pendidikan Karakter Melalui Dhammasekkha

Jakarta (Pinmas) - Diskursus tentang pentingnya pendidikan karakter beberapa tahun ini terus menguat. Beberapa ahli mengatakan bahwa pendidikan karakter mutlak diperlukan, bukan hanya di lembaga pendidikan, tapi juga di rumah dan di lingkungan sosial. Pendidikan karakter ini juga tidak lagi hanya untuk anak usia dini sampai remaja, tetapi juga orang-orang dewasa. Walhasil, pendidikan karakter mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup Indonesia sebagai sebuah bangsa. Sadar akan nilai penting ini, Ditjen Bimas Buddha menginisiasi penyelenggaraan Dhammasekkha. Untuk mengembangkan karakter kepribadian siswa sekolah yang kurang memperoleh pendidikan agama di sekolah, di buka sekolah minggu Buddha yang dikenal sebagai Dhammasekkha, terang Dirjen Bimas Buddha, Joko Wuryanto, ketika bersilaturahmi dengan para wartawan di Gedung Kementerian Agama, Lantai 4, Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Senin (11/02).

Hadir dalam jumpa pers ini, Sekretaris Ditjen Bimas Buddha, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, serta Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama. Menurut Joko, setidaknya ada 3 peran utama yang ingin dikembangkan dalam Dhammasekkha, yaitu: pertama, pengembangan kepribadian. Dhammasekkha menjadi ruang pembelajaran untuk mendidik anak agar mempunyai kepribadian yang baik sesuai ajaran Buddha, seperti welas asih dan jujur. Kedua, pengembangan skill. Di Dhammasekkha, peserta didik juga dilatih agar mempunyai ketrampilan. Untuk itu, kepada mereka diberikan mata pelajaran yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi kreatif, seperti membatik (daerah solo), membuat batako, dan keterampilan lainnya. Termasuk pengembangan skill di bidang bahasa, seperti Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris, dan juga keterampilan elektronik, terang Joko.

Ketiga, pengembangan bimbingan belajar. Selain pendidikan agama dan karakter, Dhammasekkha juga menjadi tempat bimbingan belajar bagi siswa Buddha. Dengan demikian, Dhammasekkah bisa menjadi ruang belajar terdekat bagi mereka yang kebetulan berdomisili di pedesaan. Di Dhammasekkah, disiapkan guru-guru yang ahli pada bidangnya untuk membimbing anak-anak sehingga mereka tidak perlu kursus di tempat yang jauh, terang Joko. Selain Dhammasekkha, Ditjen Bimas Buddha juga mempunya beberapa program unggulan, seperti Sayembara Tripitaka Gatra (semacam MTQ dalam Islam).

Kegiatan ini dilakukan setiap dua tahun sekali dan diikuti oleh kalangan umat Buddha dari semua Majelis. Di samping itu, ada juga program Sippa Dhamma Samaja yang khusus diikuti oleh siswa SD SMA dan Mahanitilokkha Dhamma untuk mahasiswa. Kedua event ini dilombakan beberapa cabang, seperti: lomba cerdas cermat, ceramah agama berbahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin, Cipta Lagu Agama, serta Seni Melukis Nuansa Keagamaan. Alokasi anggaran Ditjen Bimas Buddha tahun 2013 berjumlah sekitar 228M. Dari jumlah itu, 60% di antaranya dialokasikan untuk penguatan program pendidikan. Ditjen Bimas Buddha membina 14 Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB); 2 berstatus Negeri dan 12 swasta. Selain itu, Ditjen Bimas Buddha juga membina sekitar 190 sekolah yang berciri Buddha; 3.441 Sekolah Minggu Buddha; 108 Dhammasekkha dengan jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan mencapai 1.404 orang. (mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua