Nasional

Bekali Aparatur, Menag Ingatkan Lima Budaya Kerja Kementerian Agama

Makasar (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin untuk yang kesekian kali mengingatkan aparaturnya untuk terus menumbuhkembangkan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama. Menurutnya, lima nilai itu merupakan cerminan dari motto kementerian yang sekarang dipimpinnya, Ikhlas Beramal.

“Lima nilai ini, yang pertama adalah integritas. Jadi siapapun kita, apakah menteri, eselon I, eselon II dan seterusnya, siapapun dia yang ada di Kementerian Agama, harus selalu tertanam pada dirinya nilai untuk supaya senantiasa menjaga integritas,” tegas Menag saat memberikan sambutan pada Silaturahmi Pencerahan dan Bimbingan Grand Desain Reformasi Birokrasi Di lingkungan Jajaran Kanwil Sulawesi Selatan, Jumat, (14/11).

Nilai kedua, lanjut Menag, adalah profesionalitas. Profesional berarti menguasai bidang tugas dan tanggung jawab. “Di manapun kita berada, kita dituntut untuk menguasai betul bidang kerja kita, itu artinya profesional di bidangnya. Kita ingin tumbuhkan (profesionalitas) ada dalam diri setiap kita, sebagai nilai yang selalu melekat pada diri kita,” katanya.

Nilai ketiga adalah inovasi. Menag mengatakan bahwa apartur birokrasi bukanlah mesin, kita bukan mesin, karenanya dituntut untuk terus berinovasi dan tidak terjebak pada rutinitas. “Kita bukan menjalankan rutinitas yang terbelenggu, yang terbenam dan terjebak kepada rutinitas sehingga kita tidak ada bedanya seperti mesin dari hari ke hari melakukan hal yang sama tanpa kita tahu makna dari apa yang kita lakukan,” pesan Menag.

“Kita harus termotifasi untuk melahirkan kreasi inovasi baru di bidang kita masing-masing. Sesuatu yang baru tentu membawa manfaat yang lebih banyak, sesuai dengan konteks situasi dan kondisi kita,” tambahnya.

Nilai keempat adalah tanggung jawab. Menurut Menag, aparatur Kemenag harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa kiprah mereka di Kementerian Agama itu akan dipertanggungjawabkan. Inilah cara kita, kata Menag, untuk selalu membentengi diri untuk selalu on the track dalam mengemban kepercayaan, dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.

“Tugas kita ke depan, bagaimana supaya bisa membangun Kementerian Agama ini lebih baik ke depan, karenanya setiap kita perlu menyadari adanya tanggung jawab itu. Kalaulah tanggung jawab itu luput sesama kita, kepada masayarakat, kepada atasan kita, tetapi yakinlah pertanggung jawaban itu pastilah diminta yang di atas sana, semua agama meyakini adanya pertanggung jawaban yang harus kita berikan kepada Sang Pencipta kita,” tegas Menag sembari mengingatkan agar aparaturnya senantiasa on the track dalam menjalankan tugas sehingga tidak ada lagi praktek manipulatif, koruptif, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Nilai terakhir adalah keteladanan. Menag mengajak pegawainya untuk sepenuhnya menyadari bahwa sebagai aparatur Kementerian Agama, mereka adalah teladan di lingkungan masing-masing. “Karena kita berada di Kementerian Agama, sebuah institusi negara yang ada kata-kata agama, persepsi publik langsung maupun tidak langsung bahwa kita adalah orang-orang yang mengerti agama,” ujar Menag.

Menurutnya, bekerja di Kementerian Agama member persepsi tersendiri bahwa aparaturnya adalah orang-orang yang mengerti agama, mengerti nilai-nilai agama, faham akan nilai-nilai agama. Implikasinya, jika melakukan kesalahan maka kekecewaan publik akan berlipat dibandingkan orang yang dipersepsikan tidak mengerti agama. “Karenanya, keteladanan sangat penting ditanamkan kepada diri kita,” tutup Menag. (ba/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua