Nasional

Barat Adopsi Model Pendidikan Pesantren di Indonesia

Bandung (Pinmas) – Pondok Pesantren (Ponpes) di Indonesia, kini menjadi barometer pendidikan yang diadopsi oleh dunia Barat. Hal itu dikatakan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dirpontren), H. A. Saifuddin, saat menyampaikan paparan program kegiatan kepada Tenaga Pendidikan Keagamaan dari Lembaga Pendidikan Ponpes, Madrasah Diniyah Takmiliyah serta Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) se-Indonesia di Bandung, Selasa, (29/10).

Hadir Kasubbag Tata Usaha Dirpontren, Khoirul Huda Basyir, Subdit dan Subbag dilingkungan Direktorat Pendidikan Islam Kemenag serta 70 peserta , pertemuan tersebut sebagai ajang silaturrahim dan sarana pemberian informasi antar ponpes. Dikatakan A.Saifuddin, bahwa dunia Barat saat ini memandang Indonesia dengan tradisi kepesantrenannya sangatlah ideal untuk membentuk generasi bangsa melalui pendidikan karakter. “Ini juga ditekankan oleh beberapa peneliti pesantren asal Jepang yang mampu menengahi stigma yang selalu dilontarkan oleh Barat bahwa pesantren merupakan bentuk lembaga pendidikan radikal ,” ujarnya Selain itu, Ace Saifuddin pun menjabarkan beberapa program-program unggulan yang dilaksanakan oleh Ditpdpontren. Sebut saja misalnya melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

Bahwa program PBSB tersebut diproyeksikan akan mampu memberikan perubahan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Proyeksi pembentukan para pemimpin bangsa yang akan mampu menempati posisi-posisi penting di negeri ini diharapkan akan terwujud pada tahun 2025.

“Posisi-posisi tersebut akan digawangi oleh para alumni pondok pesantren yang dibentuk melalui program PBSB,” harap Ace Saifuddin yang diamini oleh para peserta pertemuan. Lebih lanjut Ace Saifuddin mengatakan, pada tahun 2014 mendatang akan diresmikan pula Pondok Pesantren Mutiara Bangsa, yakni sebuah pondok pesantren yang dibangun di atas tanah seluas 10 hektar yang dihibahkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, menjadi proyeksi rintisan pondok pesantren di perbatasan Kepulauan Karimun sebagai garda depan pertahanan tanah air di daerah perbatasan, bahkan pondok pesantren tersebut akan dijadikan sebagai pondok pesantren agribisnis yang akan mampu mensuplai segala kebutuhan di Singapura dan Malaysia. “Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Ditpdpontren telah menyiapkan 30 tenaga ahli lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan santri lulusan program PBSB,” tambahnya.

Tidak sampai di situ, proyeksi-proyeksi jangka panjang juga telah disiapkan oleh Ditpdpontren melalui program Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pesantren (SMP-BP) serta perguruan tinggi berbasis pesantren, program pengembangan lembaga pendidikan madrasah diniyah takmiliyah melalui perumusan Ujian Nasional Diniyah Takmiliyah, sampai pengembangan pendidikan al-Qur’an yang tidak hanya diajarkan pada jenjang-jenjang pra-sekolah saja. “Namun akan dicanangkan sampai jenjang perguruan tinggi dan jenjang lanjut usia,” ujarnya. Tak heran jika para peserta

Pertemuan Tenaga Pendidikan Keagamaan tersebut merasa termotivasi dan berharap penuh terhadap perhatian yang diberikan oleh pemerintah melalui Ditpdpontren. “Insya Allah ke depannya, pendidikan diniyah, pendidikan pesantren, madrasah diniyah takmiliyah serta TPQ akan menjadi sebuah pendidikan yang masuk di dalam Sistem Pendidikan Nasional”, tutup Ace Saifuddin.(huda/ful)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua