Nasional

Bahas Ebola, Ditjen PHU Gelar Pertemuan Besok

Jakarta (Pinmas) —- Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan bahwa Indonesia belum memerlukan peringatan bepergian atau travel warning terkait penyebaran virus Ebola yang berasal dari beberapa negara Afrika. Beberapa negara tersebut antara lain Liberia, Nigeria dan Sierra Leone.

Namun demikian, Abdul Djamil mengatakan bahwa pihaknya akan segera menggelar pertemuan untuk membahas pelayanan kesehatan jamaah haji dan antisipasi virus Ebola.

“Penyakit Ebola ini masih kasuistik tapi kita jangan teledor. Kami secara internal sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan Kemenag di semua provinsi, Kemenkes untuk membahas Ebola. Kemudian nanti ada tanggal 13 akan ada pertemuan soal pelayanan kesehatan jamaah untuk koordinasi dan antisipasi untuk Ebola,” ungkapnya, Jakarta, Sabtu (09/08).

Menurut Abdul Djamil, travel warning justru dikhawatirkan akan membuat panik masyarakat dan para jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji di Arab Saudi. Hingga saat ini, lanjutnya, Kemenag masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pusat Kesehatan Haji untuk menentukan langkah-langkah yang harus dijalankan demi menjaga jamaah haji Indonesia tertular virus mematikan ini.

Berdasarkan info dari Konsulat Jendral Indonesia di Arab Saudi, kasus Ebola masih terjadi secara kasuistik atau satu-satu dan belum menyebar serta menyerang orang dalam jumlah besar. Koordinasi terkait langkah-langkah ini dperlukan agar jangan sampai menimbulkan kerisauan jamaah haji.

“Persiapan sampai saat ini masih berjalan. Jumlah petugas kesehatan kesehatan haji sudah cukup. Untuk sementara kami minta supaya jamaah tetap tenang dan melakukan upaya pencegahan kesehatan yang biasa dilakukan. Pusat Kesehatan Haji sudah lakukan upaya antisipatif terlebih kalau sudah ada hasil pertemuan,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Slamet Effendi Yusuf mengatakan penyebaran virus Ebola harus menjadi perhatian Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama. Tidak hanya fokus pada virus MERS saja yang dianggap mengkhawatirkan.

“Lembaga kesahatan dunia telah memberikan peringatan terhadap ancaman virus ebola ini. Maka sangat tepat pemerintah mewaspadai jamaah selama prosesi haji terkiat ancaman terinfeksi penyebaran virus tersebut,” ujar Slamet Effendi Yusuf di kantor KPHI, Jakarta, Kamis (07/08).

Apalagi, sambung dia, secara geografis virus tersebut telah menyebar di negara-negara Afrika. Padahal jamaah haji asal negara tersebut sangat banyak. Tidak menutup kemungkinan penyebaran bisa terjadi pada saat musim haji.

Slamet meminta sikap antisipasi pemerintah Indonesia terhadap penyebaran virus ebola pada jamaah haji harus dilakukan. Dengan membuat sejumlah langkah pencegahan dan tindakan pengamanan bagi jamaah yang menjadi suspect virus ebola. “Pola infeksi virus ebola inilah yang harus disadari. Karena mampu berpindah melalui kontak langsung,” jelasnya.

Slamet meminta Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama secara cepat melakukan monitoring terhadap perkembangan virus ebola. Memberikan penjelasan jamaah terhadap langkah pencegahan terinfeksi virus.

“Saat ini pencegahan terhdap virus MERS sudah cukup efektif. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama berhasil menyebarkan informasi yang lengkap pada jamaah. Hingga menekan korban virus yangmenyerangn saluran pernapasan itu,” imbuhnya. (pinmas/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua