Bengkulu (Pinmas) - Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAIN) Bengkulu secara resmi beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Legal formal alih status ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan Status STAIN Bengkulu menjadi IAIN Bengkulu. Selain diresmikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, IAIN juga segera menerima hibah aset Pemerintah Provinsi Bengkulu. Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah mengatakan, sesuai komitmen Gubernur periode sebelumnya, jika STAIN beralih status menjadi IAIN, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan menghibahkan aset-aset yang ada di STAIN pada IAIN.

Aset yang akan dihibahkan Pemprov adalah seluruh gedung bekas Seleksi Tiwalatil Qur'an (STQ) atau Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), termasuk masjid yang ada dikawasan gedung tersebut. "Totalnya Rp. 50 miliar, gedung 3 unit dan masjid," kata Hamsyah usai peresmian alih status IAIN Bengkulu, Rabu (13/3). Hibah aset Pemprov ini masih menunggu persetujuan DPRD. Sebab, hibah ini menyangkut aset Pemprov Bengkulu. Hamsyah menegaskan pihaknya akan secepatnya mengurus hibah ini. Saat ini tinggal syarat administrasi yang harus dipenuhi. Namun, Hamsyah tidak menarget kapan hibah ini direalisasikan. "Ikan sepat ikan gabus, lebih cepat lebih bagus," tambah Hamsyah.

Memberikan sambutan peresmian, Menteri Agama, Suryadharma Ali mengapresiasi dukungan Gubernur Bengkulu kepada IAIN. Hibah yang diberikan oleh Pemprov adalah bentuk dukungan pemprov terhadap pendidikan Islam di Bengkulu. Namun demikian, lanjut Menag, masih banyak yang butuh diperbaiki di IAIN Bengkulu. Misalnya, masih ada beberapa gedung yang butuh direnovasi karena sudah dimakan usia. Selain itu, masih banyak yang perlu ditambahkan untuk membangun IAIN Bengkulu menjadi kampus Islam yang disegani. "Yang kurang, ditambahkan, yang belum diperbaiki. Segera diperbaiki" tegas Menag usai meresmikan IAIN Bengkulu. (agus raharjo)