Nasional

Alasan Menag Luncurkan Program 5000 Doktor dan 10.000 Hafidz

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin secara resmi melaunching website 5000 doktor dan 10.000 santri tahfidz Al-Quran. Launching dilaksanakan di Operation Room gedung Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta, Senin (9/3).

Dalam kesempatan itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa setidaknya ada dua alasan Kementerian Agama meluncurkan program ini. Pertama, menurut Menag, karena kementerian yang dipimpinnya ingin menjaga dan memelihara tradisi yang sudah baik. Adapun alasan kedua karena Kementerian Agama ingin melahirkan sejumlah intelektual muslim yang handal di Republik ini..

Sejak tahun 60 – 70 an, kata Menag, Kementerian Agama sudah banyak melahirkan Intelektual muslim. Menag lalu menyebut beberapa nama seperti Gusdur, Zakiyah Drajat, Din Syamsuddin, Azyumardi Azra, Nur Cholis Madjid, dan sebagainya. Menurut Menag, mereka adalah intelektual Muslim Indonesia yang sempat merasakan program beasiswa Kementerian Agama untuk belajar di luar negeri.

“Sekarang, Kemenag ingin tetap menjaga, dan syukur-syukur dapat mengembangkan yang sudah baik itu. Kemenag ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban islam,” tegasnya. Ikut mendampingi Menag, Sekjen Kemenag Nur Syam dan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin.

Menurut putera mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm), bukan sesuatu yang mustahil menjadikan Indonesia sebagai pusat studi islam. Apalagi, lanjutnya, di Indonesia terbukti Islam dapat hidup bersama dan saling menghormati dengan agama lainnya. Nilai-nilai Islam bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara.

“Inilah yang tidak bisa didapatkan dibelahan dunia manapun. Jika ingin melihat Islam, lihatlah Indonesia,” ujar Menag.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menjelaskan dalam laporannya bahwa peluncuran website program 5000 doktor merupakan tindaklanjut dari program 5000 Doktor yang sudah dilaunching Presiden Jokowi di Istana Negara pada tanggal 19 Desember 2014 lalu.

Bagi Kamaruddin Amin, kajian Islam di Indonesia sudah luar biasa. Islam menjadi spotlight yang mendapat sorotan publik internasional. Bahkan, menurut Kamaruddin Amin, Indonesia menjadi pusat kajian Islam dan lokomotifnya adalah perguruan tinggi Islam.

Namun, diakui Kamaruddin, bahwa SDM Perguruan Tinggi Islam masih tergolong rendah. Menurutnya, baru sekitar 12 persen dosen yang memperoleh gelar doktor. Untuk itulah Kemenag menginisiasi program 5000 doktor ini.

Kamaruddin menambahkan bahwa program 5000 doktor diperuntukkan bagi dosen swasta dan negeri, tenaga kependidikan perguruan tinggi, serta orang-orang yang sedang bekerja di lembaga Pendidikan Islam. (Arief/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua