Nasional

Al-Quran Membawa Misi Kesejahteraan Alam

Jakarta (Pinmas) —- Al-Quran yang diturunkan sebagai penanda atau pengukuhan atas kerasulan Nabi Muhammad Saw. membawa misi rahmatan lil ‘alamin.

“Al-Qur’an membawa misi rahmatan lil ‘alamin, kesejahteraan bagi alam semesta,” demikian pesan Menag Lukman Hakim Saifuddin yang disampaikan dalam peringatan Nuzulul Qur’an tingkat Kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/07) malam.

Hadir dalam peringatan tersebut, Presiden RI Soesilo Bambang Yudoyono beserta Ibu Negara, Wapres Boediono beserta istri, para menteri Kebinet Indonesia Bersatu, para pimpinan lembaga negara, para duta besar negara sahabat, dan para alim ulama’.

Menurutnya, syari’ah yang bersumber dari Qur’an telah memberikan andil besar pada perkembangan peradaban, dengan sumbangan konsepsi pemikiran visioner yang dikenal dengan lima prinsip dasar kemanusiaan universal atau yang disebu al-kulliyatul khams.

Mengutip Abu Ishaq Asy-Syatibi (ulama terkemuka abad ke-14), Putra KH Saifuddin ini mengatakan bahwa tujuan ditetapkannya syariat atau maqashidus-syari’ah meliputi: perlindungan terhadap kebebasan berkeyakinan/beragama (hifzh al-din), perlindungan terhadap keselamatan jiwa (hifzh al-nafs), perlindungan terhadap kebebasan berpikir (hifzh al-‘aql), perlindungan terhadap keturunan/keluarga (hifzh nasl), dan perlindungan terhadap hak milik harta benda (hifzh al-mall).

“Jadi, syariat Islam yang bersumberkan Al-Quran merupakan sumber hokum yang memiliki tujuan yang sejalan dengan prinsip-prinsip HAM universal,” tegas Menag.

“Lima prinsip kemanusiaan itu juga menjadi dasar bagi kesejahteraan bangsa yang diyakini semua agama,” tambahnya.

Menag berharap peringatan Nuzulul Qur’an ini dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan interaksi terhadap Al-Qur’an. Menag mendorong umat Islam agar tidak hanya menjadi pembaca pasif, tetapi juga pembaca kritis yang mempertanyakan hakikat sebagaimana yang diajarkan Al-Quran itu sendiri.

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya,” pesan Menag sembari mengingatkan bahwa membaca itu tidak hanya secara tekstual, tapi juga dengan mempalajari dan mendalami kandungan Al-Quran secara utuh dan komprehensif. (G-penk/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua