Nasional

Akibat Melanggar, 17.000 Porsi Milik Visitor Taste Diberikan ke Perusahaan Katering Lain

Madinah (Pinmas) – Selain diputus kontrak dan sanksi di blacklist selama 2-3 tahun karena melakukan pelanggaran yang fatal, pada gelombang kedua kedatangan jemaah, 17.000 ribu porsi sisa kapasitas milik perusahaan katering Visitor Taste yang menyediakan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia selama di Madinah diberikan kepada perusahaan lain.

Seperti diketahui, di gelombang pertama ada 10 perusahaan ketering bagi jemaah, namun dalam perjalanannya ada satu perusahaan yang beberapa kali melakukan kesalahan yang tidak bisa ditolerir lagi yaitu perusahaan katering Visitor Taste.

“Karena kesalahannya sudah fatal yaitu makanannya basi dan itu tidak sempat dikonsumsi, dan sesuai kontraknya perusahaan tersebut dicoret, diputus kontraknya dan di blacklist untuk 2-3 tahun. Nah, sisa kapasitas yang mereka miliki ada 17.000 porsi itu diberikan kepada perusahaan yang urutannya paling atas,” terang Nasrullah kepada MCH di kantornya, Selasa (14/10).

Dijelaskan Nasrullah, diakhir gelombang pertama kita melakukan evaluasi dan melalukan perankingan perusahaan katering. Dari 9 itu, kita putuskan perusahaan katering ranking pertama kita berikan sisa kapasitas tersebut berdasarkan kualitas.

“Kita tidak mau berspekulasi, kalau mereka sanggup bisa diambil semuanya dan bila tidak sanggup di berikan kepada ranking di bawahnya,” jelas Nasrullah.

Kepada MCH, Nasrullah juga menjelaskan bahwa sekitar tanggal 21 atau 22 Oktober 2014 sudah ada jemaah yang pulang ke tanah air melalui Air Port Madinah atau Jeddah.

“Dari 185 kloter atau 75 ribu jemaah yang tersisa, yang kita sediakan hotel transito di Jeddah ada 33 ribu jemaah, artinya ada 33 ribu jemaah yang akan pulang melalui Air Port Jeddah, sisanya melalui Air Port Madinah,” kata Nasrullah.

Terkait barang bawaan jemaah, Nasrullah mengatakan bahwa jemaah hanya diperkenankan membawa 32 kilogram dan 5 liter air zamzam yang akan diberikan di debarkasi.

Menurutnya, nanti ada proses tahmil tanzil namanya atau penimbangan barang yang tujuannya. Pertama, untuk memastikan barang itu sudah ada dan rapih H -2 keberangkatan, sehingga jemaah tidak lagi kerepotan soal bagasi. Kedua, untuk memastikan bahwa dalam koper itu tidak ada air zamzam, karena kalau ada air zamzam di dalam koper mengakibatkan koper itu ditinggal, dibongkar dan nanti akan disusulkan dengan kloter yang lain, jadi itu menyulitkan jemaah sendiri.

“Kita sudah memberikan edaran kepada seluruh jemaah untuk tidak memasukkan air zamzam ke dalam koper, itu salah satu pertimbangan kenapa kita melakukan tahmil dan tanzil H-2 sebelum keberangkatan ke tanah air,” kata Nasrullah.

Ditambahkannya, biasanya jemaah menggunakan trik-trik dimasukkan ke dalam koper dan dibungkus ada yang pake alumunium dan kardus tapi tetap terdeteksi juga, apalagi yang kabin itu ketika masuk ke x-tray, pasti terdeteksi. (dm/mch2014).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua