Nasional

Akibat Gempa, Siswa MIN Pulo Kawa, Pidie, Aceh Belajar di Tenda Darurat

Aceh (Pinmas) – Gempa berkekuatan 5,6 skala Richter yang terjadi di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh pada Selasa (22/10/2013) pukul 12.41 telah merusak sejumlah bangunan yang ada di wilayah tersebut, termasuk bangunan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) Pulo Kawa yang mengalami sejumlah kerusakan di beberapa bagian bangunan madrasah. Akibatnya, seluruh kelas yang berjumlah lima ruangan sementara tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

“Proses belajar mengajar siswa sementara dilakukan di tenda darurat”, ujar Fitariah, Kepala MIN Pulo Kawa, Selasa (29/10).

Kegiatan belajar siswa di tenda darurat yang didirikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berada tepat di depan MIN Pulo Kawa, menurut Fitariah untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat gempa susulan yang intensitasnya masih ada dan khawatir membahayakan siswa.

“Alhamdulillah, anak-anak siswa tetap semangat belajar meski di dua tenda darurat, masing-masing tenda dua kelas, dan dua kelas di ruang pengajian”, ujar Fitariah yang lulusan IAIN Arraniri Aceh.

Dari hasil pengamatan di lokasi bersama anggota Komisi VIII DPR RI yang meninjau lokasi bencana di Kec. Tangse, bangunan madrasah yang dinegerikan tahun 1997 mengalami retak dan berlubang di sejumlah tempat, atap yang runtuh, sehingga rentan dan membahayakan bila terjadi gempa susulan. Gedung madrasah ini tidak dibangun dari nol, namun bangunan lama (MIS), yang setengahnya terbuat dari papan kayu, dan tahun 2008 papan kayu tersebut diganti dengan bahan bata.

Menurut Fitariah, sejauh ini guru dan siswa trauma gempa, bila kembali menggunakan ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar.

“Sebelum ada perbaikan menyeluruh atas bangunan yang rusak tersebut, kami belum berani kembali ke kelas”, terang Fitariah.

MIN Pulo Kawa terletak di Kecamatan Tangse, Kab. Pidie, Aceh, lokasinya yang jauh diapit pengunungan, butuh 2 jam menuju lokasi tersebut dari Ibu Kota Pidie. Terdiri dari 5 ruang kelas, dan satu kantor guru yang dibangun oleh UNESCO tahun 1987 yang sudah tidak representatif sebagai ruang guru. Saat ini memiliki 175 siswa dan 11 guru, terdiri dari 10 perempuan dan 1 laki-laki, dan baru 4 orang yang telah memperoleh sertifikasi profesi guru.

Harapan Fitariah dan sejumlah guru, serta siswa yang ditemui, agar bangunan yang rusak tersebut kembali dibangun agar proses belajar mengajar kembali normal. Sejauh ini, dari Direktorat Madrasah, Ditjen Pendis dan Kankemenag Kab. Pidie telah melakukan peninjauan ke MIN Pulo Kawa. (dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua