Nasional

517 Santri Lulus Tahap Pertama Seleksi Beasiswa Tahfidz Al-Quran

Jakarta (Pinmas) —- Sebanyak 517 santri dinyatakan lulus dalam seleksi tahap pertama Program Beasiswa Tahfidz Al-Quran (PBTQ).

Pengumuman kelulusan ini sebagaimana tertuang dalam Keputusan Dirjen Pendidikan Islam tentang Peserta Lulus Seleksi Tahap Pertama Program Beasiswa Tahfidz Al-Quran (PBTQ). (selengkapnya, lihat: http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=25413)

Kepada Pinmas, Selasa (10/06), Kasubdit Pendidikan Diniyah Ahmad Zayadi mengatakan bahwa Kementerian Agama bekerjasama dengan Yayasan Pusat Persatuan Kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) melaksanakan Program Beasiswa Tahfiz Al-Quran (PBTQ). Sehubungan itu, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren membuka Seleksi Beasiswa Tahfizh Al-Quran pada April lalu.

Menurut Ahmad Zayadi, seleksi tahap pertama ini diikuti oleh sekitar 1.100 santri pondok pesantren yang memiliki ijazah SMP/MTs. Dari jumlah itu, yang dinyatakan lulus tahap pertama adalah 517 orang “Peserta yang dinyatakan lulus dalam seleksi tahap pertama wajib mengikuti seleksi tahap kedua, yakni seleksi orientasi yang meliputi kepribadian, kesehatan, dan keagamaan,” terang Zayadi.

Pelaksanaan seleksi tahap kedua akan dilaksanakan di enam tempat berbeda dari 18 – 22 Juni 2014. Khusus peserta putri, tes tahap kedua akan dilaksanakan di Pesantren Walidah Sultan (Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan). Untuk peserta, tes akan dilaksanakan di: Pesantren Sulaimaniyah Jakarta (Pulogadung Jakarta Timur); Pesantren Sulaimaniyah Medan (Kecamatan Medan Helvetia Kotamadya Medan); Pesantren Sulaimaniyah Aceh (Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar); Pesantren Sulaimaniyah Semarang (Kec. Ngalian Kota Semarang); Pesantren Sulaimaniyah Puncak (Cisarua, Bogor); Pesantren Sulaimaniyah Solo (Klaten Solo); dan Pesantren Sulaimaniyah Surabaya (Kec. Jumur Wonosari, Surabaya).

Seleksi tahap kedua akan menjaring 400 peserta terbaik untuk memperoleh beasiswa pendidikan selama 2 tahun di Indonesia. “Mereka yang lulus seleksi tahap kedua akan dimasukkan ke asrama untuk mengikuti pendidikan tahfidz dan pengetahuan agama selama dua tahun di Indonesia,” kata Zayadi.

Setelah dua tahun di Indonesia, akan dilakukan seleksi lagi untuk memilih 100 peserta untuk belajar di Turki. Adapun bagi yang tidak terpilih, akan melanjutkan pendidikannya di Indonesia melalui pesantren mu’adalah yang setara dengan Madrasah Aliyah (MA).(mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua