Kristen

Berdoa dengan Tidak Jemu-jemu

Pdt. Jonathan Lawrence N, SH

Pdt. Jonathan Lawrence N, SH

Doa adalah permohonan yang kita harapkan dan pasti akan terjadi. Ini bukan sekedar perkataan biasa, tetapi mengandung kebenaran yang mendasar dan merupakan kebutuhan penting bagi hidup manusia seperti pentingnya nafas bagi kehidupan manusia. Kita mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan kita dan sibuk melakukan aktivitas kita sehari-hari.

Sesungguhnya kita sebagai pengikut Kristus harus memberikan waktu kita terlebih dahulu untuk berdoa seperti yang dilakukan Tuhan Yesus pada pagi-pagi benar. Ia berdoa sebelum melakukan Pekerjaan dan Aktivitas-Nya (Markus 1:35).

Doa adalah tindakan yang sederhana yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan pun dan tidak dibatasi ruang dan waktu. Sama seperti Yunus yang berdoa dalam perut ikan, dia berdoa dalam situasi dan kondisi yang sangat sukar, namun dia tetap ingat untuk berdoa (Yunus 2:1). Mungkin kita berdoa ketika kita mau makan, ketika kita sedang beribadah, ketika kita sendirian, saat teduh, ketika mengunjungi orang sakit, pada saat kesusahan dan keputusasaan, atau ketika kita sangat bahagia, kita berdoa.

Ada sebagian orang yang mungkin tidak lagi berdoa karena kesibukan jadwal yang sudah padat dalam aktivitasnya sehari-hari. Mungkin ada orang yang dulunya tekun berdoa namun karena doanya tidak kunjung dijawab Tuhan, dia tidak lagi berdoa sama sekali. Dia menganggap bahwa Tuhan tidak mendengar doanya. Bahkan lebih mirisnya lagi ada yang menganggap berdoa tidak ada artinya dan tidak berfaedah sama sekali.

Tetapi Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16). Tuhan Yesus menjamin apa saja yang kita minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, maka kita akan menerimanya (Matius 22:21).

Namun timbul pertanyaan bagi kita, apakah di era digital sekarang ini, masihkah ada orang yang berdoa dengan tidak jemu-jemu? Sesungguhnya keraguan ini sudah ada sejak zaman Yesus. Dan dalam khotbah di bukit, dengan Tegas Tuhan Yesus berkata: “Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

Ada tiga poin penting dari ayat tersebut yang akan diuraikan di bawah ini:

Pertama, Mintalah. Meminta berarti kita menyadari kebutuhan kita (Filipi 4:6). Tuhan mengajarkan kepada kita supaya meminta berdasarkan apa yang kita butuhkan, dan bukan apa yang kita inginkan. Apalagi bila kita meminta atau berdoa hanya untuk memuaskan hawa nafsu. (Yakobus 4:3).

Meminta berarti kita menyadari kemampuan kita (Yohanes 15:7). Kita diibaratkan seperti ranting yang tidak dapat berbuat apa-apa diluar dari pokok anggur yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Meminta berarti kita sedang berharap dengan si Pemberi (Matius 8:2) Ketika kita berdoa, kita berharap kepada Yesus Kristus sebagai Penjawab doa. Kita diibaratkan sebagai seorang kusta yang datang kepada Tuhan Yesus untuk mentahirkan penyakit kustanya. Dalam hal ini Tuhan Yesus tidak hanya sanggup mentahirkan penyakit kustanya tetapi lebih lagi Ia bersedia dan mau untuk mentahirkan orang kusta itu. Demikian juga dengan doa kita kepada Tuhan, Dia selalu bersedia dan mau untuk menjawab doa kita.

Kedua, carilah. Mencari berarti tidak berdiam diri, tetapi berusaha (Matius 13:45). Dalam menunggu jawaban doa kita, kita tidak boleh berdiam diri saja tetapi harus melakukan sesuatu yang menjadi bagian kita, sampai Tuhan menjawab doa kita yang merupakan bagian-Nya.

Mencari berarti memakai segala fasilitas yang ada (mata, kaki, otak, tangan) (Yeremia 29:7). Nabi Yeremia disuruh oleh Tuhan untuk berdoa dan mengusahakan kesejahteraan di kota di mana mereka dibuang yaitu Babel.

Demikian juga kita harus berdoa dan mengusahakan dengan mengerahkan segala daya upaya, tenaga dan pemikiran demi kesejahteraan keluarga, tetangga, masyarakat, pemerintah serta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena kesejahteraan bangsa dan Negara dimana kita berada adalah kesejateraan kita juga.

Ketiga, ketuklah. Mengetuk memerlukan kesabaran dan ketabahan (Roma 12:12). Rasul Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Roma harus senantiasa sabar dan tabah menantikan jawaban doa dan tidak mengetuk pintu yang lain selain dari pada pintu Tuhan.

Mengetuk adalah tindakan berulang-ulang (Lukas 18:1-8). Tuhan Yesus mengajarkan supaya dalam hal berdoa harus dilakukan dengan tekun dan berulang ulang. Mengapa Tuhan Yesus mengambil perumpamaan seorang janda yang bermohon kepada hakim yang lalim untuk membela perkaranya? Jawabnya, karena akibat ketekunan dan kesabaran serta tidak jemu-jemu datang memohon kepada hakim yang lalim itu maka permohonannya dikabulkan oleh hakim yang lalim itu, walaupun hakim yang lalim itu tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapapun.

Bukankah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Pasti Tuhan akan menjawab doa-doa kita yang sungguh-sungguh meminta kepadaNya, karena Dia adalah Bapa yang baik.

Sebagai anak-anak Allah yang telah dibenarkanNya, marilah kita berdoa dengan tidak jemu-jemu bagi keluarga, tetangga, masyarakat, pemerintah kita supaya diberikan hikmat dan kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab untuk mensejahterakan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kiranya damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus menyertai dan memberkati kita semua. Amen.

123 Pdt. Jonathan Lawrence N, SH (Sekretaris Badan Pengurus Pusat Gereja Allah Di Indonesia)


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua