Katolik

Makna Kematian dan Kebangkitan Lazarus

Mimbar Katolik

Mimbar Katolik

Saudara-saudari yang terkasih. Pada hari ini, kita mendengar Injil Yoh 1: 1-45 tentang Lazarus dibangkitkan. Kuasa Allah yang rahasia terjadi, terungkap pada kematian dan kebangkitan Lazarus, membuat setiap orang bertanya-tanya, mengapa pertolongan Tuhan datang telat? Kalau saja Tuhan menolong tepat waktu, maka Lazarus tidak mati?

Hal ini dialami Maria dan Martha, saudara dari Lazarus, di mana mereka mengirim kabar kepada Yesus tentang kematian Lazarus. Maria dan Martha mengalami kegalauan yang serius akibat kematian Lazarus, sedangkan Yesus datang menolong sudah terlambat, tidak ada gunanya lagi. Memahami kegundahan Martha, Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku akan hidup sekalipun ia sudah mati.”

Bagi Allah tidak ada yang mustahil, dan Allah selalu membuat segala sesuatu baik dan indah pada waktunya. Empat hari seolah Yesus datang terlambat, namun justru menjadi Kairos, menjadi waktu bagi karya keselamatan. Sebagai manusia, Maria dan Martha tiada hentinya berdebat dengan Tuhan sendiri. Keluarga Lazarus, Maria, dan Martha dekat dengan Yesus. Maka cukup beralasan jika Maria dan Martha menuntut Yesus seharusnya berbuat maksimal dan tepat waktu menolong Lazarus.

Yesus sedih dan terharu atas musibah kematian sahabat karib-Nya. Yesus memberi peneguhan yang pokok pada Maria dan Martha serta seluruh orang beriman bahwa asal percaya atas penyelenggaraan Allah, tak ada yang terlambat bagi Tuhan. Tokoh iman pada diri Maria dan Martha sungguh nyata. Mereka tidak larut dalam kekecewaan. Sebab mereka tahu bahwa pasti Tuhan akan menyatakan kebenaran kuasa-Nya.

Kasih dan kebenaran Yesus menyertai keluarga Maria, Martha, dan Lazarus. Empat hari sebagai waktu yang terlambat bagi manusia, menjadi berkat, Kairos di hadapan Allah, Lazarus dibangkitan. Dalam situasi yang sulit ini, dengan durasi waktu yang lama, kita merasa dalam situasi sedih, situasi kematian. Bisa jadi kita pun berkata seperti Maria dan Martha, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, pasti kami tidak mengalami musibah ini.”

Saudara-saudari terkasih. Hendaknya kita selalu percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana yang berbeda dengan rencana dan kehendak manusia. Bahkan doa-doa kita dijawab Tuhan tidak sesuai dengan harapan kita. Maria dan Martha memberi teladan iman yang tepat, yaitu percaya pada Tuhan, tidak ada yang mustahil. Apa yang dikehendaki Tuhan pasti terjadi, Lazarus dibangkitkan. Maka kita hendaknya belajar beriman bersama Maria dan Martha.

Tanda orang beriman adalah segera menjawab panggilan Tuhan dalam hidupnya walaupun sulit dan tidak terbayangkan menurut akal budi manusia. Justru manusia yang terlalu banyak pertimbangan untung-rugi, bermanfaat, atau kurang berguna menjalani panggilan tersebut akan tidak pantas dan layak bagi Tuhan. Bukan kehendak dan pikiran kita yang utama tetapi kehendak dan rencana Tuhanlah yang utama.

Tuhan bebas atas segala situasi hidup setiap manusia. Sekali lagi terjadilah padaku menurut Kehendak-Mu Tuhan. Maka marilah membiarkan Tuhan bebas membentuk hidup kita seturut dengan kehendak-Nya dan percaya bahwa yang dilakukan Tuhan adalah baik dan tepat, pasti indah pada waktunya.

Yoh 1: 14-15 “Lazarus sudah mati, tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya dapat belajar percaya. “Jawab Martha Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

Saudara yang terkasih. Kita harus menerima cara Tuhan membentuk kehidupan kita seturut dengan kehendak-Nya dan tahu bahwa itu adalah cara terbaik dari Tuhan untuk hidup kita. Maria memberi keteladanan iman untuk mengizinkan Tuhan melaksanakan rencana baik-Nya dalam kehidupannya. Namun kita mesti yakin dan percaya bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup akan melepaskan kita dari kematian yang membelengggu kita sekarang ini. Manusia sekarang terkadang tidak percaya Tuhan berkarya dalam hidupnya karena tidak sesuai dengan logika dan akal budinya yang terbatas. Dengan begitu Tuhan juga tidak bebas melakukan kebaikan bagi orang tersebut.

Marilah saudara-saudariku yang terkasih, kita melakukan moderasi iman. Cara terbaik adalah percaya secara penuh bahwa Tuhan akan membaharui wajah bumi ini. Hal ini akan terjadi dengan baik jika ada cara penyerahan diri yang total pada kehendak Tuhan. Tuhan memberikan waktu rahmat bagi orang yang percaya pada-Nya. Semoga Tuhan menyertai kita. Amin.

Drs. FX. Rudy Andrianto, M.Pd. (Kasubdit Pemberdayaan Umat)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan
Ilustrasi
Kasih Sayang Ibu