Buddha

Menguatkan Imunitas Keyakinan (Saddhā)

Buddha Wacana

Buddha Wacana

Kiccho manussapaṭilābho, kicchaṁ maccāna jivitaṁ. Kicchaṁ saddhammassavanaṁ, kiccho buddhānaṁ uppādo. Sungguh sulit untuk dapat dilahirkan sebagai manusia, sungguh sulit kehidupan manusia. Sungguh sulit untuk dapat mendengarkan Ajaran Benar, begitu pula, sungguh sulit munculnya seorang Buddha. (Dhammapada, Syair 182)

Kesehatan merupakan berkah terbesar yang diidamkan oleh semua manusia. Dengan kesehatan yang baik, seseorang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat berjuang guna meraih kebahagiaan dalam hidup ini; baik kebahagiaan duniawi maupun kebahagiaan spiritual.

Karenanya, kesehatan, secara fisik maupun psikis, menjadi hal mendasar yang patut dimiliki oleh setiap orang. Agar dirinya mampu berjuang memaksimalkan potensi yang dimiliki dengan sepenuh daya upaya dalam meraih cita-cita.

Memiliki kesehatan yang prima, tidak boleh luput dari perhatian kita. Untuk dapat memiliki kesehatan yang baik, seseorang hendaknya dapat menjaga imunitas.

Imunitas, sering disebut daya tahan tubuh, menjadi sebuah keniscayaan dalam hidup. Dengan imunitas yang terjaga akan sangat mendukung seseorang untuk menjalani kehidupan ini dengan lebih baik.

Terlebih dalam kehidupan yang terus berubah ini. Terkadang sistem pertahanan tubuh (sistem imun) pun sering menjadi terganggu. Akibat dari ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi dan merespon berbagai fenomena kehidupan yang terjadi. Sehingga menjaga imunitas sudah sepatutnya menjadi perhatian bagi semua orang, tanpa kecuali.

Imunitas sangat berpengaruh terhadap fisik dan psikis. Imunitas sebenarnya berada dalam diri semua orang. Merupakan bagian internal yang perlu disadari dan dikembangkan oleh setiap insan.

Dalam Anguttara Nikaya III.10, ada lima kekuatan Dhamma (Pañcabala) dalam internal diri manusia. Yakni: kekuatan keyakinan (saddhā bala), kekuatan semangat (viriya bala), kekuatan perhatian (sati bala), kekuatan konsentrasi / keteguhan pikiran (samādhi bala), dan kekuatan kebijaksanaan (pañña bala). Setiap orang seyogianya memanfaatkan dan mengembangkan Pañcabala secara konsisten. Tersebab, pada dasarnya setiap orang memilikinya dalam diri masing-masing.

Keyakinan (saddhā) merupakan pondasi yang penting guna mengatasi berbagai rintangan dan hambatan dalam kehidupan ini. Juga sebagai landasan pijakan yang kokoh untuk mencapai dan meraih kebahagiaan yang dicita-citakan.

Keyakinan dalam agama Buddha disebut saddhā. Saddhā bukanlah keyakinan membuta. Tetapi, keyakinan yang muncul setelah seseorang meneliti dan menganalisis akan nilai-nilai Kebenaran. Untuk dapat memiliki saddhā yang kuat, seseorang hendaknya terlebih dahulu melakukan penyelidikan dan analisis mendalam terhadap Ajaran Guru Agung Buddha.

Saddhā dalam agama Buddha dikenal sebagai prinsip ehipassiko yang berarti “mengundang untuk dibuktikan”. Sebuah keyakinan yang tumbuh dalam diri setiap umat Buddha, dan didasari oleh penyelidikan dan pengalaman mereka sendiri untuk mempraktikkan Ajaran Buddha. Prinsip ehipassiko menjadi langkah awal untuk memahami Ajaran Guru Agung Buddha lebih lanjut.

Prinsip Ehipassiko ini menjadi hal mendasar bagi umat Buddha dalam menumbuhkan saddhā dalam dirinya. Karena dengan ehipassiko, mereka akan memiliki keyakinan yang teguh dan kokoh kepada Tiga Mustika atau Tiga Permata (Tiratana); Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Keyakinan yang kokoh merupakan bekal yang sangat berharga dalam menumbuhkan kekuatan diri. Namun, sering kali karena beragam permasalahan hidup yang dihadapi membuat imunitas saddhā melemah. Karenanya, menguatkan imunitas saddhā dalam diri kita menjadi sebuah keharusan.

Sebagai umat Buddha, kita hendaknya menguatkan imunitas saddhā. Dengan memiliki komitmen untuk senantiasa melaksanakan dan mempraktikkan tahapan Ajaran Guru Agung Buddha (Dhamma) dalam kehidupan.

Berupa: belajar teori dengan tekun (pariyatti dhamma), praktik dalam kehidupan sehari-hari (patipatti dhamma) dan hasil penembusan setelah belajar teori dan praktik dalam kehidupan sehari-hari (pativedha dhamma).

Dengan mempelajari, merenungkan, dan mempraktikkan secara tekun dan konsekuen, kita akan dapat mengetahui dan membuktikan manfaat dari penerapan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.

Marilah untuk senantiasa menguatkan imunitas keyakinan (saddhā) secara sempurna dalam batin masing-masing. Agar kita memiliki kesehatan yang prima, untuk dapat lebih banyak melakukan berbagai kebajikan; melalui pikiran, ucapan maupun perilaku kita.

Jadikan Guru Agung (Buddha) sebagai teladan dalam menjalani kehidupan, Dhamma sebagai pedoman dan petunjuk dalam menapaki kehidupan, dan siswa-siswa Guru Agung (Sangha) sebagai panutan dalam mengarungi kehidupan. Agar kebahagiaan duniawi dan spiritual dapat kita raih. Dan pada akhirnya Kebahagiaan Sejati (Nibbana) pun akan dapat terealisasi.

Semoga semua makhluk berbahagia. (mi_dhata)


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua