Buddha

Dahsyatnya Kanker Batin

Ilustrasi

Ilustrasi

“Tidak ada api yang menyamai nafsu. Tidak ada cengkeraman menyamai kebencian. Tidak ada jaring yang menyamai ketidaktahuan. Tidak ada arus sederas nafsu keinginan” (Dhammapada, Bab XVIII: Mala Vagga, 251)

Tanggal 15 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Sedunia (International Childhood Cancer Day). Hari Kanker Anak Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2002. Peringatan ini diharapkan dapat menggugah kesadaran dan kepedulian masyarakat, terutama orang tua terhadap ancaman dan bahaya kanker pada anak, yang merupakan generasi penerus bangsa.

Adanya kepedulian terhadap ancaman dan bahaya kanker pada anak, dapat meningkatkan upaya pencegahan dan deteksi dini, hal ini perlu menjadi perhatian serius bersama. Seperti yang kita ketahui, penyebaran sel kanker yang tidak terkendali dan ganas akan menggerogoti sel, jaringan, serta organ tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi lemah dan rusak. Semakin awal hal ini terdeteksi tentu semakin baik.

Kanker Batin

Agama Buddha mengenal adanya Tiga Akar Kejahatan yang lebih ganas dan lebih jahat dari kanker, yaitu lobha, dosa, dan moha. Tiga akar kejahatan ini, sering juga disebut Tiga Racun, yang tidak hanya menggerogoti atau membawa kematian dalam kehidupan ini, namun akan berdampak pada kehidupan berikutnya. Selama manusia masih diliputi lobha, dosa, dan moha, maka akan terus membawa penderitaan sepanjang kita berada dalam samsara. Ini merupakan kanker batin yang jauh lebih ganas dari apapun.

Dalam Mahayana Nirvana Sutra dikatakan, racun dari segala racun adalah tiga jenis nafsu keinginan dalam bentuk keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan atau kebodohan batin. Selanjutnya, dalam kitab Ratnavali yang ditulis Bodhisattva Nagarjuna dikatakan"Setiap perbuatan yang dilandasi keserakahan, kebencian, dan kebodohan akan menimbulkan penderitaan".

Bahaya Lobha

​​​​​​​Lobha berarti keserakahan dan tidak mudah puas dengan yang dimiliki. Seseorang yang diliputi dengan lobha, selalu merasa kurang dan sering timbul kemelekatan dalam dirinya. Seseorang bahkan dapat menghalalkan segala cara untuk memiliki atau menikmati sesuatu, demi terpuaskan nafsu indriya dalam dirinya. Lobha sangat berbahaya, seperti yang disebutkan dalam kutipan berikut ini:

”Diantara semua nafsu - nafsu keinginan, keserakahan adalah yang paling utama karena menyebabkan semua penderitaan” (Yogacaryabhumi sastra)

Terdapat beberapa contoh cerita keganasan nafsu keinginan dari keserakahan seperti (1) Ratu Wu Tze Tian, yang merupakan seorang dayang kelas bawah yang kemudian menghalalkan segala cara untuk dapat menjadi seorang Ratu. Setelah keinginannya menjadi ratu terwujud, membuatnya menjadi Ratu penuh nafsu dan kekejaman; (2) Kita juga dapat melihat demi kekuasaan dan ingin memiliki Ken Dedes, Ken Arok menghalalkan segala cara dan pembenaran tindakannya.

Bahaya DosaDosa berarti kebencian. Wujud nyata dari kebencian adalah itikad buruk, kemauan jahat, tidak senang, timbulnya kemarahan, ingin mencelakai, senang melihat orang menderita, mengharapkan seseorang mendapatkan musibah. Kita dapat melihat, seseorang yang diliputi kebencian dapat saja bertindak kejam, seperti melakukan pembunuhan, perang etnis, bahkan Devadatta (sepupu Siddharta Gotama) melakukan berbagai cara untuk menyakiti bahkan membunuh Sang Buddha karena kebenciannya.

”Satu momem timbulnya pikiran yang dikuasai amarah (manifestasi kebencian)
membakar habis kebajikan yang dikumpulkan selama berkalpa-kalpa”
(Mahavairocana Sutra)

Berdasarkan kisah Devadatta telah menjadi jelas bagi kita, kebajikan yang beliau kumpulkan dalam kehidupan - kehidupan sebelumnya menjadi tiada berarti karena tindakan beliau yang didasari kebencian. Hal sama juga seorang dewa yang telah melakukan "punna" atau kebajikan begitu timbul kemarahannya menyebabkan berakhirnya kehidupannya di alam Dewa/Surga.

Bahaya Moha

Moha berarti kebodohan batin, bodoh di sini bukan berarti bodoh secara intelektual. Dalam hal ini seseorang tidak dapat membedakan antara perbuatan baik yang bermanfaat dengan perbuatan jahat yang tidak bermanfaat. Seseorang yang memiliki moha disebut juga dengan orang yang tidak bijaksana, karena orang tersebut telah mengetahui dan dapat membedakan perbuatan baik yang bermanfaat namun tidak dilakukan, juga mengetahui perbuatan buruk atau jahat yang tidak bermanfaat serta membawa penderitaan namun tetap dilakukan. Seseorang menghabiskan waktu dalam hidupnya untuk melakukan hal yang sia-sia dan tidak melakukan kebajikan.

Akibat Kanker Batin yang Ganas

Sejarah telah menunjukkan karena lobha, dosa, dan Moha telah membawa penderitaan bukan saja bagi pelakunya namun juga pihak lain. Lebih lanjut tanpa pemahaman yang baik, pengendalian diri, latihan pengembangan batin atau meditasi kanker akan tumbuh lebih subur dan ganas, membawa penderitaan dari satu ke kehidupan berikutnya.

Seseorang yang dalam hidupnya selalu diliputi oleh lobha, maka kehidupan selanjutnya akan terkondisi lahir di alam Peta (hantu), apabila dalam kehidupan saat ini seseorang selalu diliputi dosa (kebencian), maka pada kehidupan selanjutnya menyebabkan kelahiran di alam Niraya (neraka), serta bagi seseorang yang diliputi Moha (kebodohan batin) dalam kehidupan selanjutnya akan terlahir di alam Tirachana (binatang).

Demi tercapainya kesehatan dan terhindar dari penyakit kanker serta kanker batin, marilah kita senantiasa mawas diri serta peduli dalam menjaga kesehatan diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Kanker fisik dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, sedangkan kanker batin dapat dikikis dengan selalu mempraktikkan Jalan Mulia Berunsur Delapan secara berkelanjutan hingga tercapainya dukkha nirodha.

Semoga semua makhluk berbahagia. Semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan.


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua