Buddha

Mengapa Harus Benci

Ilustrasi: Mega Halimah

Ilustrasi: Mega Halimah

Susukhaṃ vata jīvāma, verinesu averino; verinesu manussesu, viharāma averino. Sungguh bahagia jika kita hidup tanpa membenci di antara orang-orang yang membenci, di antara orang-orang yang membenci, kita hidup tanpa benci. (Dhammapada, Syair 197)

Dalam diri manusia ada tiga macam kekotoran batin, yaitu: keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha). Tiga macam kekotoran batin ini menjadi akar dari kejahatan. Selama manusia masih menjalani kehidupan, maka tiga macam kekotoran batin ini akan senantiasa membelenggunya.

Dalam hidup tentu kita pernah mengalami dibenci oleh seseorang ataupun mungkin kita pernah membenci orang lain. Ketika dibenci oleh seseorang, kita harus menyadari bahwa itu merupakan akibat dari perbuatan buruk yang pernah kita lakukan pada waktu lampau. Sebaliknya pada saat kita membenci seseorang kita pun harus menyadari bahwa kita sebenarnya telah melakukan suatu perbuatan buruk yang baru.

Kebencian memang halus tidak nampak ketika belum berwujud menjadi sebuah perbuatan. Namun jika tidak disadari kebencian akan menjadi bom waktu yang akan menjadi ledakan besar kalau tiba waktunya.

Kebencian ibarat sepercik api yang membakar lahan yang kering, dalam waktu singkat akan menghanguskan ladang yang berhektar-hektar.

Kebencian yang muncul dalam diri seseorang, tanpa sadar akan memunculkan kemarahan, kejengkelan, iri hati, ataupun rasa dendam. Kebencian ini akan membuat seseorang melampiaskan kebencian tersebut melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan yang tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga dapat merugikan dirinya sendiri.

Kebencian akan membuat diri seseorang jauh dari kedamaian, ketenangan, maupun kebahagiaan. Karena seseorang yang menyimpan kebencian, dalam dirinya tidak mungkin hidupnya akan damai, tenang, dan bahagia.

Tidak ada seorangpun yang dapat menghilangkan kebencian yang ada dalam diri orang lain. Hanya diri sendirilah yang dapat menghilangkan kebencian yang ada di dalam dirinya.

Dalam Anguttara Nikaya V, 161. Guru Agung Buddha menjelaskan, ada lima cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebencian, yaitu: Metta (Cinta kasih) harus dikembangkan, Karuna (Welas asih / belas kasihan) harus dikembangkan, Upekkha (Keseimbangan batin) harus dikembangkan, Asati-amanasikara (Berusaha melupakan kebencian itu), dan Kammasakata (Merenungkan tentang kepemilikan kamma masing-masing).

Lima cara yang telah diajarkan oleh Sang Buddha di atas adalah sebuah ajaran universal yang hendaknya dipraktikkan secara terus-menerus untuk dapat menghilangkan kebencian yang ada dalam diri seseorang.

Dalam Dhammapada, syair 5, Guru Agung Buddha mengatakan: Kebencian tidak akan berakhir, apabila dibalas dengan kebencian. Kebencian baru akan berakhir, bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.

Kebencian memiliki sifat alami penderitaan. Kebencian hanya akan padam dengan cinta kasih. Untuk itu marilah kita pancarkan cinta kasih dalam diri, setiap saat, kepada semua makhluk agar batin kita terbebas dari kebencian.

Jangan biarkan kedamaian, ketenangan, maupun kebahagiaan kita berkurang, bahkan hilang, hanya karena kebencian, kemarahan, kejengkelan, iri hati, ataupun rasa dendam muncul dalam batin.

Tidak ada satupun manfaat dari kebencian. Jadi mengapa harus benci? Semoga kita dapat memadamkan kebencian yang ada dalam diri kita.

Semoga semua makhluk bebas dari kebencian serta hidup dalam kedamaian. Semoga semua makhluk berbahagia. (mi_dhata)

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua