Kristen

Ketika Hal Buruk Terjadi pada Orang Baik

Dr. Setyo Nugroho, M. Th. (Rohaniwan Kristen)

Dr. Setyo Nugroho, M. Th. (Rohaniwan Kristen)

Surat Yakobus ditulis Rasul Yakobus, saudara Yesus. Tetapi sekalipun memiliki privilledge sebagai saudara Yesus, dia tidak mau meng-ekspos diri sebagai saudara Yesus. Di ayat pembuka, ayat 1, ia menulis, Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.

Surat Yakobus ditujukan untuk orang Kristen Yahudi yang berada di perantauan. Mereka eksodus karena terjadi penganiayaan terhadap orang Kristen. Lalu Roh Kudus memimpin rasul Yakobus untuk menuliskan pesan ini, supaya mereka tetap percaya, sekalipun keadaan tiba-tiba berubah menjadi buruk. Sebab, hal-hal buruk bisa terjadi kepada orang baik.

Dari surat Yakobus inilah kita berkesimpulan bahwa hal-hal buruk memang bisa menimpa orang percaya. Jadi ketika Yakobus berkata di ayat 2…Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan… Itu artinya hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup orang percaya bukanlah sebuah pilihan, tetapi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Orang Yahudi yang menjadi percaya Tuhan Yesus dibenci, dianiaya, sehingga terpaksa eksodus, itu bukan pilihan. Tidak ada orang yang dengan sengaja memilih untuk menderita.

Jika hal-hal buruk menimpa orang percaya, kita memiliki tiga nasehat dari Yakobus 1:1-12 ini:

Pertama, Ayat 2 berkata, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan.

Masalah bukan musibah tetapi berkah. Ini tentang sudut pandang. Baik atau tidak baiknya itu tergantung dari bagaimana cara kita memaknai atau memandangnya. Bahagia atau tidaknya itu tergantung dari bagaimana cara kita merasakannya. Kalau masalah hanya kita anggap sebagai sebuah keburukan atau kerugian saja, kita tidak akan pernah bisa bahagia dalam hidup ini. Karena itu, nasehatnya adalah: anggaplah sebagai suatu kebahagiaan.

Kebahagiaan itu kita sendiri yang menentukan. Cara kita menyikapinya lah yang menentukan bahagia tidaknya kita. Maka ini nasehat penting: Penderitaan yang dinikmati sebagai kebahagiaan adalah kebahagiaan. Sedangkan kebahagiaan yang dinikmati sebagai penderitaan adalah penderitaan.

Kedua, ayat (3) sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Ayat (4) Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Tuhan mempunyai tujuan yang baik. Ujian iman itu akan menghasilkan ketekunan & ketekunan adalah jalan untuk kita menjadi sempurna dan utuh sehingga kita tidak kekurangan suatu apapun. Jadi alasan Tuhan mengizinkan hal-hal buruk terjadi karena membawa kita kepada tiga kualitas hidup ini: sempurna - utuh & tak kekurangan suatu apapun.

A. Sempurna adalah gambaran tentang kedewasaan/ kematangan, sehingga kita menjadi cocok untuk sesuatu yang disiapkan Tuhan di hari depan kita nanti.

B. Utuh artinya lengkap, komplit, tidak ada yang kurang. Kita bertumbuh semakin hari semakin menjadi lebih baik.

C. Tidak kekurangan suatu apapun adalah sebuah jaminan untuk tidak usah takut. Walau hal-hal buruk terjadi dalam hidup orang percaya, Tuhan tetap memelihara di masa-masa sulit kita.

Jadi kalau begitu, kesimpulannya adalah hal-hal buruk adalah proses Tuhan untuk sebuah masa depan yang lebih baik, yang lebih indah, yang pasti akan kita syukuri nanti, ketika kita sudah melewatinya.

Ketiga, ayat (5): Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya. (6) Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

Tuhan adalah sumber pertolongan. Hikmat adalah pertolongan yang disediakan Tuhan. Berbeda dengan kuasa, hikmat, walau tidak menyelesaikan masalah secara instant, tetapi membuat kita tumbuh dewasa, matang, berwawasan, menjadi lebih hebat dalam mencari solusi dari setiap masalah. Hikmat lah yang membuat kita mampu belajar banyak.

Pada kasus Daud sebagai contoh, hikmat membuat Daud melihat besarnya Goliat menjadi sasaran tembak yang mudah, yang tidak mungkin meleset. Hikmat juga membuat kita mengerti bahwa di ujung pencobaan, Tuhan menyediakan mahkota kehidupan, sehingga kita tidak akan menyerah. Ayat 12 berkata, Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Hikmat membuat kita mengerti bahwa puncak dari hal-hal buruk itu adalah mahkota.

Sebagai penutup, kami sampaikan bahwa hal-hal buruk adalah proses Tuhan yang tujuannya adalah untuk memantaskan kita bagi mahkota kehidupan yang disiapkan Tuhan. Hal-hal buruk adalah jalan kemuliaan, supaya Tuhan bisa dimuliakan dalam kehidupan kita. Amin

Dr. Setyo Nugroho, M. Th. (Rohaniwan Kristen)


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua